Percepatan Pengembangan Kawasan Rempang – Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam telah menjadi salah satu motor penggerak utama dalam pengembangan wilayah dengan tingkat produktivitas ekonomi yang tinggi, yang berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Prestasi ini tercermin dalam pertumbuhan ekonomi Batam yang mencapai 6,84% pada tahun 2022, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31% dan Provinsi Kepulauan Riau sebesar 5,09%. oleh karena itu, perlu pendukung untuk terus meningkatkan capaiannya, slah satunya melalui Percepatan Pengembangan Kawasan Rempang
Pemerintah Terus Dorong Akselerasi Pembangunan Kawasan Rempang Percepatan Pengembangan Kawasan Rempanguntuk mendukung pertumbuhan investasi di KPBPB Batam
Dirilis dari ekon.go.id, Untuk mendorong lebih lanjut pertumbuhan investasi di KPBPB Batam, pada tanggal 12 April 2023, dilakukan peluncuran Program Pengembangan Kawasan Rempang. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Provinsi Kepulauan Riau, BP Batam, dan PT Makmur Elok Graha. Rencana pengembangan dan investasi di Kawasan Rempang mencapai angka sebesar Rp381 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja langsung mencapai 308.000 orang hingga tahun 2080.
Guna mencapai target investasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menggelar Rapat Koordinasi Monitoring Perkembangan Investasi Kawasan Rempang pada tanggal 12 Juli di Kantor Kemenko Perekonomian. Koordinasi ini menjadi langkah strategis dalam mempercepat investasi dan menyelesaikan isu-isu strategis yang mungkin muncul, dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku.
Lebih lanjut, PT Makmur Elok Graha (PT MEG) terus bergerak maju dalam mempersiapkan diri untuk mengembangkan Kawasan Rempang. Fokus utamanya adalah mempercepat investasi sesuai dengan rencana pengembangan yang telah disusun. Rencana ini mencakup beberapa sektor strategis, seperti pariwisata, Energi Baru Terbarukan (EBT), perdagangan dan jasa, transportasi, serta perumahan, semuanya dengan berfokus pada pemanfaatan ruang terbuka hijau.
Baca Juga: Peran negara dan Masyarakat dalam Pembangunan
Rencana pengembangan Kawasan Pulau Rempang ini diharapkan mampu mencapai target yang telah ditetapkan dan memberikan dampak positif kepada kawasan-kawasan sekitarnya. Keberadaan Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia diharapkan akan meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Dukungan ini juga sejalan dengan kerja sama ekonomi Sub-regional IMT-GT untuk mendukung pengembangan Batam sebagai Green City. Semua ini diharapkan dapat memperkuat posisi Kawasan Strategis Ekonomi Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN lainnya.
Dalam skala yang lebih luas, rencana investasi ini diharapkan dapat menjadi katalis dalam percepatan implementasi investasi di KPBPB Batam, Bintan, dan Karimun. Selain itu, investasi ini diharapkan dapat membangkitkan semangat pertumbuhan ekonomi melalui kerja sama dan koordinasi yang erat antara lembaga-lembaga terkait.
Kesempatan ini juga dihadiri oleh pejabat tinggi seperti Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian. Selain itu, hadir pula Gubernur Kepulauan Riau, Ketua BP Batam, perwakilan Pemerintah Daerah Kota Batam, dan perwakilan PT Makmur Elok Graha. (dep6/dft/fsr)
Sejumlah Menteri Kumpul Di Batam, Bahas Percepatan Pengembangan Kawasan Rempang
Sejumlah menteri dijadwalkan akan membahas percepatan pengembangan kawasan Rempang Eco-City di Batam, Kepulauan Riau, pada Minggu (17/9/2023).
Kepala Biro Promosi, Humas, dan Protokol, Ariastuty Sirait, mengungkapkan bahwa dalam kegiatan ini, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, akan memimpin rapat koordinasi untuk mempercepat pengembangan investasi ramah lingkungan di kawasan Pulau Rempang, Kota Batam.
Dalam rapat ini, Menteri Bahlil akan mengundang beberapa pejabat, antara lain Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Agraria Tata Ruang (ATR)/BPN Hadi Tjahjanto, Wakapolri, Wakil Jaksa Agung, Kepala BIG (Badan Informasi Geospasial), Gubernur Kepulauan Riau, Kepala BP Batam, dan Forkopimda Provinsi Kepulauan Riau.
Sebelumnya, Menteri Bahlil telah menerima arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun ke Kota Batam guna memantau percepatan pengembangan kawasan Rempang.
Ariastuty menyampaikan harapannya bahwa kehadiran Menteri Bahlil dan rombongan akan memberikan dorongan positif serta menjadi angin segar bagi percepatan realisasi investasi di Batam. Dia juga optimis bahwa pengembangan Rempang sebagai mesin ekonomi baru Indonesia dapat berjalan dengan baik. Selain memberikan dampak berganda terhadap kota dan kabupaten di sekitarnya, proyek Rempang Eco-City juga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Kepulauan Riau.
Ariastuty menambahkan, “Mari bersama-sama menciptakan iklim investasi yang kondusif guna mencapai kemajuan yang signifikan bagi perkembangan ekonomi serta kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Batam.”
Dalam kunjungan ke Batam ini, ketiga menteri tersebut tidak dijadwalkan akan pergi ke Rempang pada hari tersebut.