Memahami Teori Konsep Diri George Herbert Mead

by
konsep diri

Teori Konsep Diri – Diri secara dialektis berhubungan dengan pikiran di satu sisi, Mead menyatakan bahwa tubuh bukan suatu diri dan menjadi suatu bila pemikiran telah berkembang di sisi lain diri bersama dengan kerefleksinya, esensial bagi perkembangan pikiran. tentu saja mustahil memisahkan pikiran dari diri karena diri adalah suatu proses mental diri adalah suatu proses sosial. didalam diskusinya mengenai diri seperti yang telah kita lihat berkenaan dengan semua fenomena mental lainnya, Mead melawan ide meletakkan diri dalam kesadaran dan sebagai gantinya dia meletakkan di dalam pengalaman sosial dan proses sosial dengan cara demikian, Mead berusaha memberi arti behavioristik kepada diri

Konsep Diri Menurut George Herbert Mead

Dalam bukunya mind self and society, Mead memperkenalkan diri (self) sebagai suatu entitas sosial dan juga kehadiran dalam artian organisme fisik. Kehadiran muncul dalam konteks pengalaman dari interaksi sosial serta terus berkembang dan berhubungan dengan proses sosial beserta individu yang ada di dalamnya. Dimensi kehadiran memiliki dua makna yaitu di dalam dimensi objek yang disebut Mead sebagai me dan diri dalam dimensi subjektif.

Kehadiran sebagai objek merupakan awal sebelum berada dalam subjek karena pengalaman manusia yang pertama merupakan suatu bentuk pengalaman yang tidak langsung. Impersonal dan objektif  pengalaman manusia merupakan pertama kali objek bagi dirinya sendiri dengan mengambil sikap orang lain yang signifikan inilah sifat khas manusia yang tidak ditemukan dalam tubuh hewan karena kehadiran manusia dapat menjadi objek dalam dirinya sendiridalam kondisi ini manusia akan mampu mencapai kesadaran dirinya (Upe,2010:225).

BACA JUGA  Madura Madani - harapan dan strategi mewujudkannya

Kemudian di sisi lain, Mead berpendapat bahwa tubuh bukanlah diri tetapi tubuh itu akan menjadi diri apabila pikiran telah berkembang di pihak lain bersama dengan efektifitasnya diri adalah sesuatu yang mendasar bagi perkembangan pikiran dalam hal ini mustahil bagi kita untuk memisahkan antara pikiran dengan diri karena diri adalah proses mental tetapi meskipun kita bisa saja menganggapnya sebagai proses mental sebaiknya diri adalah proses sosial.

 Proses sederhananya dari sebuah perkembangan diri adalah reflektivitas atau kemampuan untuk menempatkan diri secara cara alam bawah sadar ke dalam posisi orang lain kemudian bertindak seperti yang dilakukan orang lain hal ini mengakibatkan seseorang dapat mengidentifikasi dirinya sendiri seperti orang lain mengidentifikasi diri mereka.

Sebagai Contoh: Dapat dikatakan bahwa seorang mahasiswa pencinta Anime (wibu) akan menyadari diri mereka seorang pencinta Anime (wibu) atau bukan ketika mereka mampu menempatkan diri mereka pada lingkungan mahasiswa pencinta Anime (wibu) yang lain  mencari dan menelaah apa itu wibu dan apa kriteria dan syarat yang harus dimiliki untuk dapat dikatakan bahwa mereka seorang pencinta Anime (wibu)  ketika mereka telah mampu menempatkan diri pada posisi orang lain maka dengan sendirinya mereka mampu menilai dan memahami diri mereka sendiri seorang wibu .

Baca Juga: Teori interaksionisme simbolik herbert mead

3 Tahapan Proses Sosial

Dalam proses sosial terdapat tiga tahapan yang harus dilalui oleh seorang yaitu:

konsep diri

Pertama, PlayStage (tahap meniru)

pada tahap ini seorang anak memainkan peran dari orang yang dianggap penting. Melanjutkan Contoh diatas, Pada tahapan ini mahasiswa yang mengaku Dan menganggap dirinya seorang wibu akan meniru dan mengidentifikasi perilaku dan keseharian dari idol yang diidolakan dalam kehidupan sehari-hari ataupun orang-orang yang mereka temui dalam kehidupan kampus.

BACA JUGA  Kemeriahan Pra Acara Menyambut Satu Abad NU di Surabaya

Kedua, Game stage (tahap siap bertindak )

pada tahap ini mahasiswa telah memasuki masa periode pendidikannya dapat dikatakan berada pada level tinggi ia diharuskan untuk memahami peran orang lain di sekitarnya selain perannya sendiri. Misalnya dalam hal ini seorang Wibu yang juga seorang mahasiswa wajib untuk memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa yang memiliki hobi.

Ketiga , Generalized Other ( tahap menerima norma kolektif )

Adalah tahap dimana seorang individu mampu berperan sesuai dengan harapan-harapan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai umum dalam masyarakat. pada tahap ini mahasiswa yang merupakan seorang wibu telah sanggup menerapkan nilai-nilai dan norma dalam memainkan peran dan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa dengan kesukaannya terhadap budaya populer Jepang ( Upe,2010:226).

Leave a Reply