Memahami Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer

oleh
oleh
Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer

Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer – merupakan konsep sosial yang melihat sebuah realitas kenyataan sosial dibentuk, ditafsirkan dan dipahami melalui interaksi antar individu melalui interpretasi simbol simbol yang para aktor buat.

Maksud dari simbol ini adalah sebuah tanda atau objek yang memiliki “makna” didalamnya. Simbol ini bisa berupa verbal (bahasa) dan non-verbal (gestur). Dalam teori ini, realitas sosial diyakini dibentuk dan didefinisikan oleh para individu-individu. Pembentukan dan penafsiran realitas sosial dilakukan melalui sebuah interaksi antar manusia dan interaksi manusia dengan objek yang ada disekitar.

Baca juga: teori interaksionisme simbolik Menurut Mead

Memahami Teori Interaksionisme simbolik Herbert Blumer

Teori interaksi simbolik dikategorikan dalam paradigma definisi sosial. Dalam pendekatan teori ini bersifat individual, subjektif, mikro, interpretatif dan semiotis. Salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam mengembangkan konsep ini adalah Herbert Blumer (1962) yang beraliran mahzab Chicago. (Ritzer & Goodman, 2009:251)

Perspektif teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer menekankan bahwa interaksi muncul melalui simbol-simbol yang diciptakan oleh manusia. Simbol yang diciptakan oleh manusia memiliki penafsiran akan makna yang berarti bagi setiap individu.

Konsep interaksi simbolik Blumer ini menjelaskan interaksi atau tindakan antar individu yang ditujukan pada sifat khas manusia. Yang mana sifat khas manusia itu adalah bisa mengartikan dan menerjemahkan sebuah tindakan manusia, bukan hanya tindakan yang diberikan pada orang lain tetapi juga pada simbol atau objek yang ada disekitarnya.

Reaksi seseorang, tidak dibuat secara spontan atas interaksi yang diberikan, melainkan didasarkan pada “makna” yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, interaksi manusia didasari melalui interpretasi simbol yang mereka buat dengan adanya penafsiran dan penemuan sebuah makna didalam tindakan tersebut.

BACA JUGA  Teori Interaksionisme Simbolik (G. Herbert Mead)

Dalam hal ini, Blumer mengatakan bahwa, aktor/individu akan memilih, mengidentifikasi dan mengkategorikan makna yang sesuai dengan keadaan  dan yang cocok dengan tindakannya. Dan juga Blumer mengatakan bahwa bukan objek-objek yang membentuk tindakan individu, melainkan individulah yang membentuk objek-objek tersebut. manusia merupakan aktor yang secara sadar menggabungkan objek yang ia ketahui, sebagai mana disebut self-indication. Artinya adalah proses interaksi yang dilakukan dimana sang aktor mengetahui sesuatu, menafsirkannya, member makna dan tindakan kedalam realitas sosial (Soeprapto, 2002:15).

baca juga: Teori konsep diri Herbert Mead

Pokok Pikiran Interaksionisme simbolik Herbert Blumer

Interaksionisme Simbolik Herbert Blumer

Teori interaksi simbolik Blumer, dalam melihat realitas sosial didasari dengan beberapa inti pokok pemikirannya, yaitu:

  1. Masyarakat  terdiri dari individu yang saling berinteraksi dan membentuk struktur sosial.
  2. Interaksi ini terdiri dari aktivitas individu yang berhubungan dengan aktivitas individu lainya. Jika interaksi hanya berupa stimulus respons individu maka dikatakan interaksi non-simbolis. Jika interaksi berupa penafsiran tindakan maka dikatakan interaksi simbolis.
  3. Simbol tidak mempunyai makna Intrinsik. Artinya makna lebih mengarah ke produk interaksi simbolis. Simbol tersebut dapat dikategorikan kedalam tiga jenis yaitu: simbol fisik, simbol sosial, dan simbol abstrak.
  4. Simbol tidak hanya berupa objek eksternal, tetapi manusia juga dapat dikategorikan objek
  5. Reaksi individu merupakan reaksi interpretasi yang dibuat oleh individu itu sendiri.
  6. Reaksi tersebut saling berhubungan yang disesuaikan dengan anggota-anggota kelompok. Reaksi ini bisa dikatakan sebagai “tindakan bersama”. Sebagian besar “tindakan bersama” ini dipraktekan secara berulang-ulang, tetapi dalam keadaan yang normal. Sehingga disaat tertentu bisa melahirkan kebudayaan baru (Soeprapto, 2002:68-69).

Disisi lain interaksi manusia mengarah pada tindakan seseorang yang pada dasarnya disesuaikan oleh sifat anggota kelompoknya.Tindakan tersebut biasanya disebut sebagai “tindakan bersama” yang dilakukan secara berulang-ulang, dan disajikan dalam bentuk komunikasi internal.Tindakan tersebut dalam perspektif Blumer merupakan bentuk interaksi simbolik yang menjelaskan tindakan seseorang secara berkelompok melalui interaksi dan komunikasi yang khas di antara mereka. Dengan demikian komunikasi tersebut akan melahirkan kebiasaan yang berimbas pada perilaku seseorang.

BACA JUGA  Haul Sayyid Abdurrahman Desa Pagerwojo 2022

Baca Juga: Teori tindakan Sosial Max Weber

Kesimpulan  

Dari pandangan Blumer tentang konsep interaksi simbolik ini ditemukan tiga premis utama, yaitu: Pertama, individu berinteraksi berdasarkan pada makna-makna yang tertanam pada diri mereka. Kedua, makna didapatkan dari interaksi sosial dengan individu lainnya. Ketiga, makna makna itu akan berkembang menjadi sempurna disaat interaksi  sosial sedang terjadi (Soeprapto, 2002:120-121).

Tinggalkan Balasan