Pengembangan Potensi Desa-Merupakan upaya pembangunan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, baik SDA, SDM maupun pengetahuan Lokal
Pemberdayaan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama sebagai proses, dalam sudut pandang ini, pemberdayaan ada rangkaian kegiatan untuk menciptakan masyarakat yang memiliki daya, kekuatan dan kemandirian sebagai representasi kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Kedua pemberdayaan dilihat sebagai tujuan, dalam hal ini, pemberdayaan dimaknai sebagai kondisi dimana suatu masyarakat memiliki keberdayaan, kekuatan, kemandirian yang mampu mengidentifikasi diri dan menyelesaikan persoalannya dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.
Pembeberdayaan sebagai upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat dan membangun kemampuan masyarakat dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut menjadi tindakan nyata.
baca juga: New: Pariwisata Berkelanjutan Berbasis lokalitas 2022
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan individu, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan. Kemampuan yang dimaksud yaitu mampu memenuhi kebutuhan dasarnya tentunya disertai dengan kebebsan akan akses sumber produktifitas yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan pendapatannya. Selain itu, mereka juga memiliki hak untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Desa Prawoto, Sukolilo, Kabupaten Pati
Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati merupakan daerah pegunungan sehingga para penduduknya sebagian besar adalah petani, bahkan kabupaten Pati sendiri memiliki semboyan Pati Bumi Mina Tani yang merupakan cita-cita awal kabupaten Pati yang ingin memajukan kesejahteraan daerah lewat hasil pertanian.
Secara faktual, Lahan pertanian di desa Prawoto sendiri lebih cocok ditanami tanaman palawija seperti umbi-umbian dan padi. Salah satu yang menjadi unggulan di desa Prawoto adalah singkong, yang biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk dijadikan kripik ketela maupun cetot yang kemudian dijual dan dipasarkan.
Keripik Singkong: Upaya Aktualisasi potensi dan Pengembangan potensi desa Prawoto

Dari sekian banyak potensi yang dimiliki Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, belum banyak yang diaktualkan dalam rangka pemanfaatan dalam pembangunan. walaupun potensi daerahnya cukup besar tetapi keberanian untuk melakukan pengembangan produk terhadap potensi-potensi yang dimilikinya masih terbatas.
Upaya pemanfaatan dan pengembangan Potensi Di Desa Prawoto dimulai dari Pembentukan kelompok-kelompok tani untuk dapat saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam produksi . Peningkatan kapasitas ini ditujukan untuk meningkatkan ekonomi mereka. Desa Prawoto melalui kelompok taninya sudah memgembangkan produk usaha kripik ketela pohon (singkong) yang dilaksanakan oleh ibu-ibu penduduk Desa Prawoto khususnya Dusun Lembur.
Kegiatan produksi ketela pohon menjadi produk olahan di Dusun Lembur Desa Prawoto masih sangat tradisional. Kelompok tani masih menggunakan peralatan sederhana dalam pengelupasan kulit dan pemotongan ketela pohon sehingga mengakibatkan proses produksi keripik singkong menghabiskan banyak waktu dan tenaga kerja.
Permasalahan produksi kripik ketela pohon bukan hanya terletak pada proses pengelupasan kulit dan pemotongan ketela pohon, tetapi hasil produk keripik singkong tidak memiliki rasa yang bervariasi yang hanya memiliki rasa itu-itu saja sehingga minat konsumen di daerah Sukolilo dan sekitarnya tidak terlalu banyak. Pengemasan produk keripik ketela pohon juga hanya dijual dengan packging yang biasa saja dan juga tidak memiliki brand untuk keripik ketela pohon yang dijual oleh masyarakat Dusun Lembur.
Permasalahan Pengembangan potensi
Melimpahnya hasil panen singkong masyarakat Dusun Lembur Desa Prawoto, membuat peluang bisnis yang menguntungkan bagi masyarakat jika diolah dan dipasarkan dengan baik. Adanya peluang yang belum termanfaatkan, minimnya pengetahun dan pengalaman masyarakat mengenai nilai tambah produk olahan singkong, rendahnya jaringan pasar yang dimiliki masyarakat menjadi kendala tersendiri dalam pengembangan potensi ini secara lebih lanjut.
Peluang dan harapan
Namun, disatu sisi banyaknya objek wisata sebagai potensi pasar yang tersebar diberbagai wilayah di Kabupaten Pati khususnya sekitar Desa Prawoto, hal inilah yang mendorong masyarakat desa Prawoto khususnya dusun Lembur memnfaatkan singkong sebagai kripik yang nantinya dijual dan dipasarakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis lokalitas.
Dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa berbasis lokalitas masyarakat desa mengadakan adanya usaha pengelolaan kripik singkong ini. Para produsen kripik singkong dusun Lembur harus memiliki pemahaman yang baik terkait produk olahan tersebut serta memiliki jaringan pasar yang lebih luas untuk memasarkan produknya.
Kelompok ini berasal masyarakat wanita tani yang ada di dusun Lembur Desa Prawoto. Kelompok tani juga dilibatkan secara langsung berperan sebagai pengadaan bahan baku singkong (pembudidaya singkong). Kelompok wanita tani pengrajin keripik singkong ini pada akhirnya memiliki peran yang penting untuk menopang peningkatkan pendapatan rumah tangganya.
Tahapan dan Proses Pengolahan Keripik Singkong
Proses pengelolaan singkong menjadi produk olahan berupa kripik singkong di dusun Lembur desa Prawoto ini melalui beberapa proses dan tahapan diantaranya adalah:
- Proses Perajangan
Setelah dilakukan pengupasan dan pencucian singkong dari kulit buahnya, selanjutnya adalah dilakukan perajangan singkong menjadi bentuk tipis-tipis dengan ketebalan tertentu sesuai kebutuhan. Untuk memotong atau mengiris singkong kebanyakan orang akan memakai pisau atau benda tajam lainnya yang dapat digunakan dan memakan waktu yang lama.
Dalam perkembangannya dengan tuntutan pasar yang lebih banyak maka penggunaan alat atau volume mesin untuk mempercepat proses produksi yaitu menggunakan mesin pemotong atau pengiris singkong langsung atau otomatis.
B. Proses Penirisan
Proses pengolahan singkong menjadi keripik adalah dilakukan dengan cara digoreng. Proses penggorengan produk ini akan membuat olahan semakin enak karena bisa menghasilkan olahan yang memiliki rasa yang kering dan gurih tetapi masih mengandung minyak didalamnya.
Untuk menghilangkan atau mengurangi kadar kandungan minyak dalam hasil gorengan dapat dilakukan dengan mesin peniris minyak (spinner). Kegunaan dari mesin spinner ini bisa menurunkan kadar minyak yang ada di dalam makanan khusunya untuk makanan yang menggunakan proses penggorengan. Dengan menggunakan mesin spinner kandungan minyak akan semakin berkurang dan makanan yang menggunakan proses penggorengan dengan minyak bisa di konsumsi tanpa harus mengkhawatirkan bahayanya.
C. Pengemasan Produk
Selanjutnya setelah proses menggoreng dan pemberian rasa pada kripik singkong selesai, maka berikut adalah proses mewadahi produk ke dalam bungkus berupa bungkus plastik yang telah diberi label produk dengan ukuran kemasan 5 gram dan 10 gram. Hal ini dilakukan agar produk mudah dalam proses distribusi dari produsen ke konsumen, dan melindungi atau mengawetkan produk dari udara luar, seperti melindungi dari sinar matahari, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan lain-lain yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
Selain itu juga dapat sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan dengan macam-macam rasa.
           Demikian uraian singkat mengenai Pengembangan Produk Kripik Singkong di Desa Prawoto sebagai langkah konkrit pemberdayaan dan peningkatan pendapatan masyarakat berbasis sumberdaya dan potensi lokal. bagaimana dengan daerah kamu?
kontributor: AHMAD NASHIRUDIN