Pengembangan Masyarakat merupakan salah satu strategi untuk mencapai tujuan Pembangunan. Upaya yang dilakukan diantaranya melalu Pendampingan Sosial dalam kerangka pemberdayaan Ekonomi
Salah satu Permasalahan pembangunan, pemberdayaan dan pembangunan masyarakat adalah ketidakmerataan pembangunan pada seluruh kelompok masyarakat, pada faktanya ada sebagian masyarakat yang kondisinya menjadi semakin buruk setelah adanya pembangunan tersebut, ada yang kondisinya menjadi semakin baik setelah adanya pembangunan tersebut, bahkan ada yang berlebihan.
Permasalahan : implikasi pembangunan Parsial
Hal ini disebabkan Karena memang konsep pembangunan yang dilakukan masih belum bisa untuk menanggulangi kondisi masyarakat yang hidupnya masih berada dibawah garis kemiskinan. Namun jika hanya memusatkan perhatian pada pembangunan ekonomi semata tanpa memikirkan kondisi dan potensi masyarakatnya akan menyebabkan adanya beberapa dampak negatif, seperti:
Ketimpangan sosial
Ketidakpedulian sosial
Budaya hedonistik, dan
Renggangnya hubungan kekerabatan dan kekeluargaan.
Sehingga pembangunan yang seharusnya dapat menjadi solusi dari permasalahan ekonomi bagi masyarakat setempat, malah masalah baru bagi masyarakat.
Maka, Upaya pembangunan ekonomi, pemberdayaan, dan pembangunan masyarakat haruslah seimbang. Jika diamati lagi,upaya pembangunan yang diterapkan masih belum sesuai ini disebabkan karena memang adanya ketidaksamaan pandangan dalam memahami pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
Maka dari itu, program-program dari pembangunan, pemberdayaan dan pembangunan masyarakat harusnya dapat memenuhi kebutuhan yang memang dibutuhkan oleh masyarakat setempat secara umum, bukan hanya kebutuhan dari beberapa orang atau kalangan tertentu dalam suatu kelompok masyarakat. Karenanya dibutuhkan partisipasi dari seluruh masyarakat supaya dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara tepat.
Pengembangan Masyarakat Melalui Pendampingan Sosial Dalam Konsep Pemberdayaan sebagai solusi

Pembangunan masyarakat dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, dimana mereka mampu mengidentifikasikan kebutuhan dan masalah secara bersama (Raharjo, 2006). Maka dari itu pembangunan masyarakat haruslah mencakup pada peningkatan sosial ekonomi dalam masyarakat supaya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang juga didukung oleh partisipasi masyarakatnya, baik dari masyarakat secara umum maupun organisasi-organisasi yang ada dalam masyarakat tersebut.
Dalam era reformasi, paradigma pembangunan mengalami pergeseran dimana peranan dari pemerintah tidak lagi sebagai penyedia, akan tetapi menjadi fasilitator. Peran dari fasilitator itu sendiri adalah sebagai orang yang mengusahakan pembangunan yang didasarkan pada kekuatan, kemampuan, dan potensi disertai partisipasi dari masyarakat itu sendiri dan mengusahakan adanya keberlanjutan dari pembangunan tersebut.
Perubahan paradigma pembangunan yang terjadi menjadikan arah pembangunan lebih kearah pembangunan alternatif, karenanya terdapat beberapa prinsip-prinsip yang perlu dijadikan pegangan oleh fasilitator dalam melakukan pembangunan masyarakat yang diantaranya adalah: adanya keterbukaan (Transparansi), partisipasi masyarakat, dapat dinikmati oleh masyarakat, dapat dipertanggung jawabkan (akuntabilitas), berkelanjutan (sustainable) (Soelaiman, 1998).
Pemberdayaan masyarakat dapat didefiniskan sebagai tindakan sosial masyarakat mengelompokkan atau mengorganisasikan diri untuk membuat sebuah perencanaan dan tindakan kolektif untuk mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang ada dalam masyarakat tersebut baik dalam aspek sosial maupun kebutuhan-kebutuhan yang lain dengan menyesuaikan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
Sehingga peranan dari pendamping sosial adalah sebagai fasilitator, pendidik, perwakilan masyarakat, serta peran teknis yang turut membantu mencari solusi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat bersama dengan masyarakat, seperti: membantu merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi, memobilisasi sumber daya yang ada, memecahkan masalah sosial, menciptakan atau membuka akses untuk pemenuhan kebutuhan, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konsep pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi dalam masyarakat menjelaskan berbagai aspek terkait dengan konsep pemberdayaan. Terdapat beberapa model konsep pemberdayaan yang meningkatkan perekonomian masyarakat, model konsep ini dikutip dari Andi (2009) yaitu :
- Memberikan arahan pencapain sasaran dan tujuan pembangunan masyarakat secara optimal dan berkelanjutan.
- Membantu menyingkronisasikan kepentingan berbagai unsur masyarakat, dengan demikian dapat memberikan manfaat serentak dan serempak kepada seluruh pelaku pembangunan. 3. Perlu ada kesamaan paham mengenai konsep pemberdayaan, sebab pada akhirakhir ini banyak program / proyek diberi label pemberdayaan.
- Aspek penguasaan faktor-faktor produksi perlu mendapatkan perhatian dalam kerangka pemberdayaan ekonomi rakyat, sebab pada aspek ini selama ini hanya menyentuh permukaannya saja.
- Pemberdayaan masyarakat tanpa didukung dengan perubahan administrasi pembangunan, akan mengalami kesulitan untuk dilaksanakan.
Konsep pemberdayaan memberi acuan kekuasaan (power) dan kemampuan (kapablitas) yang mencakup pada aras social, budaya, ekonomi, politik bahkan kelembagaan. Pemberdayaan ini tertuju pada titik kemampuan orang yang rentan dan lemah untuk ,mendapatkan akses sumber produktif yang dapat memungkinkan meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan jasa yang diperlukan serta berpartisipasi pada proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi. Pemberdayaan ini dalam bahasa Inggris disebut dengan empowermont sedangkan memberdayakan disebut dengan empower Yang mengandung pengertian kekuasaan, mengalihkan kekuatan pada pihak lain, usaha memberi kemampuan atau keperdayaan.
Pemberdayaan ini menjadi konsep dalam pembangunan ketika banyak kalangan orang mempertanyakan apa arti pembangunan. Pemberdayaan muncul ketika industrialisasi di Eropa menciptakan masyarakat penguasa produksi dan masyarakat pekerja yang dikuasai sedangkan di negara lain pemberdayaan muncul ketika pembangunan menimbulkan disinteraksi social, ekonomi yang senjang, degradasi sumberdaya alam, serta aliansi masyarakat dari faktor penguasa produksi.
Menurut Andi (2009) Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari kerangka logik sebagai berikut :
- Bahwa proses pemusatan kekuasaan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor produksi.
- Pemusatan kekuasaan faktor produksi akan melahirkan masyarakat pekerja dan masyarakat yang pengusaha pinggiran.
- Kekuasaan akan membangun bangunan atas system pengetahuan, system politik, sistem hukum, dan ideologi yang manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi.
- Kooptasi sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politik, dan ideologi, secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat, yaitu masyarkat berdaya dan masyarakat tunadaya Prijono dan Pranarka (1996).
Pemberdayaan yang dimaksud dalam jurnal disini ialah pandangan terhadap konsep pemberdayaan yang disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi ini merupakan penguatan penguasaan distribusi, penguatan masyarakat mendapatkan gaji yang memadai, pemasaran, untuk masyarakat memperoleh informasi, pengetahuan serta keterampilan yang harus dengan multi aspek, baik dari masyarakat maupun kebijakan-kebijakan.
Implementasi pemberdayaan dalam bidang ekonomi ini seperti program IDT, PPK, P3DT dan sebagainya memiliki pendekatan pada
- Bantuan modal yang menjadi aspek permasalahan masyarakat, yakni lambannya akumulasi kapital diusaha kecil dan menengah yang menjadi lambatnya perkembangan usaha, karena ini pemberdayaan masyarakat dalam komponen ini penting dalam pembangunan prasarana produksi dan pemasaran
- Bantuan pembangunan sarana mendorong produktivitas dan tumbuhnya usaha.
- Bantuan pendampingan, bantuan ini sangatlah penting terhadap masyarakat yang menjadi tugas utama dalam memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi mediator untuk penguatan kemitraan.
- Penguatan kelembagaan, penguatan ini untuk pembedayaan pada masyarakat lemah yang dilakukan melalui pendekaran individual.
- Yang terakhir ialah penguatan kemitraan usaha yang menjadi penguatan ekonomi rakyat yang tidak berarti mengalienasi pengusaha besar.
Dalam konsep pembedayaan juga terdapat pendampingan sosial untuk strategi pemberdayaaan untuk para pekerja sosial yang terdapat lima kegiatan penting yaitu 1) motivasi, 2) peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan, 3) manajemen diri, 4) mobilisasi sumber, dan 5) pembangunan dan pengembangan jaringan.
Resensi Oleh:
Rifky Baidhowi dan Alif Fatul Jannah
Judul Asli Artikel: Pengembangan Masyarakat Pembangunan Melalui Pendampingan Sosial dalam Konsep Pemberdayaan di Bidang Ekonomi
Penulis: Andi Nugraha