Des 24, 2021
0 Views

Mengenal permainan tradisional dari Pamekasan, Madura

Written by

Permainan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, permainan juga dilakukan untuk mencari hiburan, dikarenakan suatu hiburan bukan hanya terdapat dengan berpergian akan tetapi dengan bermain ditempat dan diruang yang ada sudah lebih dari cukup untuk melakukan permainan, seperti halnya permainan : tek-etegen dan lain sebagainya.

Dalam hal ini permainan tradisional jarang kita ketahui, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa permainan tradisional sudah terlupakan oleh masyarakat, khususnya pada kalangan anak-anak di zaman sekarang, dimana pada kesehariannya bermain merupakan suatu hiburan yang tidak bisa digantiakan oleh hal-hal lainnya dalam mengisi waktu-waktu luang mereka.

Manfaat dari permainan tradisional pula selain terdapatnya interaksi secara langsung juga dapat dijadikan sebagai permainan yang dapat menyajikan hiburan dan olahraga sekaligus, dalam permainan tradisional juga memiliki makna dan nilai-nilai yang terdapat dalam permainan tradisional tersebut. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, permainan tradisional semakin jarang dilakukan oleh anak-anak saat ini.

Hal tersebut juga dilatar belakangi oleh kemajuan zaman yang semakin pesat yang menyebabkan permainan tradisional mulai tersisihkan dan bahkan bisa dikatakan sudah kurang diminati lagi oleh kalangan anak-anak di zaman sekarang. Oleh karena itu kami sedikit akan mengulas beberapa tentang permainan-permainan tradisional khususnya di yang berada pamekasan Madura jawa timur.

Pameksan Madura memiliki berbagai kearifan lokal permainan-permainan tradisional yang telah dimainkan dan dikenalkan secara turun-temurun di pamekasan Madura. Permainan tradisional biasanya disisipkan nilai-nilai didalamnya a sepertihalnya permainan tal-ontalan karet yang mana dalam permainan tersebut pemain harus membidik tepat sasaran sehingga menuntut pemain untuk sabar dan tenang agar dapat mengenai sasaran yang menjadi bidikannya. hal tersebut mengajarkan pelaku ataupun pemain mengedepankan ketenangan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan sehari-harinya sehingga apa yang menjadi keinginan dan cita-cita dalam hidupnya dapat tercapai.

Berikut ragam permainan tradisional dari Pamekasan Madura

Tal-ontal karet

Tal-ontal karet merupakan sebuah permainan tradisional yang dilakukan minimal oleh 2 orang, permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak khususnya didaerah Kadur Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan. Berikut merupakan susunan dan tatacara bermain:

Seperti yang telah disebutkan diatas permainan ini dilakukan minimal dengan 2 orang, namun semakin banyak yang bermain maka permainan akan semakin seru. Dalam permainan ini satu orang menjadi bandar atau yang menjaga area paku yang menjadi sasaran tembak dan sisanya menjadi peserta.

Tata cara permainan ini dimulai dengan menata dan menancapkan paku pada papan kayu dengan urutan angka satu sampai dengan angka sepuluh sebagai tempat sasaran lemparan, namun dalam hal ini sasaran lemparan tidak hanya menggunakan paku, tapi juga mengunakan lidi dan biasanya di tancapkan pada tanah. Berikut merupakan gambar urutan dan penataan paku pada papan kayu maupun pada tanah.

gambar papan permainan

Selanjutnya untuk memulai permainan para peserta berbaris sesuai jarak yang sudah di sepakati bersama untuk melempar karet pada paku yang berada di depannya dengan cara bergiliran. Para peserta harus melempar dan memasukkan karet pada paku yang telah disediakan agar bisa mendapatkan karet tambahan atau kelipantan berdasarkan urutan paku yang di lempar, misalnya peserta melemparkan karet dan masuk pada paku dengan urut empat, maka si bandar akan melipatkan karet peserta tersebut menjadi lima karet tergantung banyaknya karet yang masuk pada urutan ke empat tersebut semisal karet yang dilemparkan dua maka karet tersebut akan dilipatkan menjadi sepuluh dan seterusnya. Lepas dari hal tersebut, ketika peserta tidak mampu memasukkan karet pada paku sasarannya, maka karet tersebut akan di ambil oleh si bandar.

Pak-sepak

Permainan tradisional ini merupakan permainan yang dilakukan minimal dilakukan oleh dua orang yang dimainnkan secara individu. Alat-alat yang diperlukan dalam permainan ini yaitu lipatan kertas yang dijadikan sebagai bahan permaianan. Lipatan yang digunakan tidak boleh sembarang kertas, artinya kertas yang digunakan hanya menggunakan kertas rokok. Berikut merupakan gambar lipatan kertas yang digunakan dalam permainan pak-sepak.

Dalam perturannya, lipatan kertas yang digunakan ada dua yaitu kertas rokok yang berisi enam belas batang dengan kertas rokok yang berisi dua belas batang. Untuk kertas rokok yang ukuranya enam belas maka dalam satu lipatan di anggap dua lipatan sedangkan kertas yang ukuranya hanya dua belas batang, maka hanya akan dihitung satu. Kemudian alat yang digunakan selanjudnya yaitu potogan batu, namum yang sering digunakan yaitu potongan keramik pada umumnya berhubung permukaan keramik yang datar akan memudahkan peserta dalam permainan.

BACA JUGA Globalisasi: Peluang dan tantangan negara sedang berkembang

Untuk tata cara permainannya sendiri, terlebih dahulu harus menggambar pola persegi empat untuk menjadi tempat lipatan kertas yang akan diperbutkan oleh para pemainnya, dan untuk ukuran besar kecilnya persegi empat tergantung para pemainya sesuai dengan kesepakatan para pemainnya. Selanjudanya parapemainnya berbaris untuk melakukan lemparan, hal tersebut bertujuan untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu.

permainan tradisional

Pak-kopak

Pak-kopak merupakan permainan tradisional yang pada umumnya dimainkan oleh anak kecil. Permainan ini cukuk simple untuk dimainkan karena tidak membutuhkan bahan yang sulit untuk didapatkan. Permainan ini terbuat dari batang daun pisang yang di ambil bagian yang paling tebal, hal tersebut bertujuan agar nantinya bunyi yang dihasilkan oleh bantang daun pisang tersebut semakin nyaring. Kemudian batang daun pisang tersebut dibelah menjadi tiga bagian sampai kebagian tengah, setelah itu belahan batang daun tesebut bagian pinggirnya di patahkan, tapi tidak sampai terputus.

Yang dimainkan

Untuk memaikan permainan pak-opak sendiri cukup gampang, hanya dengan menggoyangkan batang daun pisang tersebu

Pal-kapalan

Permainan ini merupakan permainan lipat kertas yang dibentuk sedemikian rupa untuk dimainkann dengan teman yang lainnya. Biasanya permainan ini sering dimainkan oleh anak yang berumur sekitar 6-12 tahun, atau mereka yang sedang duduk dibangku SD. Dalam permainan ini terdapat 2 versi. permaianan ini, hampir dapat bisa dimainkan dimana saja. Seperti di atas meja, di lantai dan tempat lainnya yang terpenting tempat tersebut datar.

Terdapat dua cara dalam melakukan permainan ini, yaitu dengan:

1. Mengadu kecepatan

Dalam adu kecepatan ini yang paling diutamakan yaitu kekuatan tiupan untuk menjalankan pal-kapalan. Kekuatan tiupan akan sangat mempengaruhi kecepatan kapal kapalan tersebut untuk memenangkan pertandingan.

2. Mengadu kekuatan kapal kapalan.

Cara yang kedua ini dimainkan hampir sama dengan cara yang pertama yaitu dengan mengandalkan kekuatan tiupan untuk memenangkan pertandingan, bedanya disini yaitu ketika permainan bukan diadu siapa yang paling jauh, melainkan antara pemain satu dengan yang lainnya saling berhadapan untuk di adu tabrakan, siapa yang pal-kapalan-nya terbalik ketika tabrakan terjadi, maka dialah yang kalah.

Versi kedua permainan pal-kapalan berbeda dengan versi pertama baik dari segi lipatan dan medan permainan, dalam permainan pal-kapalan versi kedua dalam bentuk dan segi lipatanya memiliki perbedaan, seperti halnya gambar berikut :

Dalam permainan pal-kapalan versi kedua terdapat perbedaan dalam medan tempat bermainannya, yakni di tempat-tempat dan dilokasi yang berair baik di sungai ataupun dikamar mandi dan lain sebagainya. Sepertihalnya terdapat dalam gambar berikut :

Sa’massak Kates

Permainan sa’massak kates ini merupakan permainan tradisional yang dimainkan minimal oleh dua orang, dimana mereka saling bergantian untuk mencari kates yang disembunyikan oleh tuan rumahnya. Yang dimaksud kates disini yaitu bukan kates buah pepaya, tetapi sebuah potongan lidi yang yang disebut dengan kates.

Dalam permainannya, setiap pemain saling bergantian untuk menjadi tuan rumah sedangkan yang lainnya bertugas mencari kates yang disembunyikan oleh tuan tuan rumah dengan garis batas yang sudah ditentukan oleh tuan rumah, garis batas disini bertujuan untuk membatasi dan mempermudah tamunya untuk mencari kates  yang disembunyikan oleh tuan rumah.

Ketika kates ditemukan maka kates dinyatakan masak maksudanya disini yaitu lidi yang disembunyikan oleh tuan rumah sudah ditemukan. Setelah kates  tersebut di temukan, maka pencarian  kates berlajud pada tuan rumah berikutnya.

Bhul ombhul.

Bhul ombhul merupakan permainan tradisional yang dimainkan secara individu ataupun kelompok. Dalam membuat permainan ini tidak memerlukan bahan-bahan khusus, artinya bahan yang diperlukan sangat mudah untuk didapatkan sepertihalnya:

  1. Kaleng susu

Kaleng susu digunakan untuk membuat cetakan bhul-ombhul.

  • Pecahan genting.

Pencahan genting digunakan sebagai alat untuk mencatak bhul-ombhul yaitu dengan cara pecahan genting tersebut digesekkan pada kaleng susu yang sudah dilapisi plastik diatasnya.

Plastik

Plastik merupakan bahan utama dalam permainan ini, manun dalam hal ini tidak sebarang plastik yang digunakan, artinya plastik yang digunakan biasanya plastik yang tipis hal tersebut bertujuan agar nantinya mudah untuk diterbangkan.

Permainan ini sering dimainkan pada saat angin bagus, artinya angin tidak terlalu kencang maupun tidak terlalu rendah, sehingga nantinya bhul-ombhul akan dengan mudah untuk bisa terbang tinggi. Cara memainkan permainan ini cukup sederhana yaitu dengan cara melemparkan pecahan genting, dimana pecahan genting tersebut dilapisi bhul-ombhul sehingga nantinya ketika pecahan genting tersebut dilemparkan ke atas, maka secara otomatis bhul-ombhul tersebut akan lepas dari pecahan genting tersebut yang diakibatkan oleh tiupan angin.

Berikut merupakan gambar permainan bhul-ombhul.

Otek

Otek merupakan permainan tradisional yang diamainkan secara individu atau kelompok. Permaianan ini menggunakan batu sebagai bahan utamanya yaitu menggunakan batu yang berukuran kecil yaitu sekitar 3-4 cm yang biasa digunakan untuk membuat jalan aspal.

BACA JUGA Pemberdayaan ekonomi kreatif melalui Daur ulang sampah

Bahan yang dibutuhkan dalam permainan ini cukup sederhana dan mudah didapatkan yaitu dengan mengumpulkan batu aspal, kemudian cara bermainnya sendiri yaitu setiap peserta harus memiliki batu pegangan. Batu pegangan tersebut digunakan peserta sebagai batu yang nantinya akan dilemparkan pada saat mengambil batu yang ada dibawah.

Dalam menjalankan permaianan ini yaitu pertama setiap peserta atau kelompok harus menentukan siapa yang terlebih dahulu memulai permainan dengan cara yang disepakati bersama. Cara bermainnya sendiri yaitu dengan melemparkan batu pegangannya keatas kemudian ditangakap kembali, namun disela-sela batu pegangannya dilempar, pemain harus mengambil batu yang ada dibawahnya dengan satu persatu.

Kemudian setelah mengambil batu yang ada dibawah, pemain harus menagkap kembali batu yang di lempar tadi dengan syarat batu yang di ambil tidak boleh terjatuh atau terkena batu lainnya. Apabila batu yang diambil dibawah jatuh, terkena batu lainya dan gagal menangkap batu peganagan yang dilemparkan maka akan dinyatakan kalah dan akan diganti dengan peserta selanjudnya. Berikut merupakan gambar permainan otek:

Reng-Sapereng

           Reng-sapereng merupakan permainan kelompok yang mana permainan ini disertai nyanyian khusus permainan tersebut. Awal mula permainan itu menggunakan telapak tangan semua peserta yang mana masing-masung tangan peserta harus menada bukan tengkurap setalah semua tangan peserta menadah lagunya mulai dinyanyikan.

Jika sudah dimulai permainannya lagunya juga dinyanyikan secara bersama-sama dan tangan masing-masing peserta saling bersentuhan begiliran ketangan peserta lainnya. Setelah nyanyiannya sudah selesai dan tangan siapa yang tertepuk paling akhir maka peserta yang tertepuk tersebut dituntut untuk menyebutkan permintaannya. Berikut merupakan lagu saat dinyanyikan ketika ingin menetukan siapa yang terlebih dahulu memilih nama buah yang ingin dijadikan nama nantinya. berikut foto permainannya:

Rep-Errep Betoh

Permainan ini dimainkan anak pada usia 6-12 Tahun. Dimana permainan ini menggunakan alat yaitu batu, permainan ini dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda-beda. Sedangkan untuk anggotanya sesuai dengan ketentuan antar dua kelompok tersebut. Nah, disini kami mengambil contoh dimana anggota masing-masing-masing kelompok hanya tiga anggota.

Salah satu dari kelompok tersebut menjadi ketua. Sedangkan kelompok lawannya terdiri dari 3 anggota juga menyesuaikan dengan kelompok yangsatunya. Salah satu dari kelompok tersebut menjadi ketua. Ketua dari anggota masing-masing kelompok tersebut mempunyai tanggung jawab untuk menaruh batu kepada salah satu anggotanya, serta menebak batu yang ada di lawannya.

Jika tebakannya benar, maka anggota lawan tetap di tempat sedangkan anggotanya sendiri melompat pada jarak yang lebih jauh dari sebelumnya. Siapa yang terlebih dahulu sampai pada garis lawan dialah pemenangnya.

Pan-Sampanan

Pan-sampanan merupakan permainan yang menyerupai perahu. Permainan ini dimainkan oleh 3 orang anak, dimana salah satu anak berdiri di tengah. Sedangkan dua anak lainnya saling selonjor. Cara memainkannya yaitu denga anak yang berada diposisi tengah tersebut berdiri sambil mengulurkan kedua tangannya kepada kedua anak yang sedang berselonjor dan memegang tangan kedua anak tersebut. Setelah itu, salah satu anak yang berselonjor tersebut tangannya sambil ditarik ke atas dan kebawah sambil bergantian.

Gambar

Anak-Anak Sedang Bermain Pan-Sampanan

Koceng So Tekos

Permainan cengkocengan merupakan permainan yang eksis di era 90an dimana permaian ini terbagi menjadi 2 kubu atau 2 pemeran utama ,(kucing dan tikus) permaian cengkocengan terdiri antara 10 pemain atau lebih,cara melakukan permainan cengkocengan yaitu 8 orang menjadi pagar dengan cara melingkar sedangkan salah satu pemain berada didalam lingkaran pemain yang berada di dalam lingkaran di namakan tikus.

sang kucing berada di luar lingkangan,tugas sang kucing yaitu berusaha menerobos pagar untuk menangkap tikus yang ada di dalam lingkaran (pagar).penentuan siapa yang menjadi tikus di peroleh melalui “suit” atau “hompimpa”. Berikut merupakan gambar dari permainan koceng so tekos.

Gambar anak sedang bermain :

Bhanteng

Salah satu permainan tradisional anak-anak Madura yang mengandung banyak nilai edukatif adalah bhanteng (nama sesuai dengan pengetahuan pribadi penulis. Di beberapa daerah mungkin punya nama berbeda). Di dalam prakteknya, anak-anak diajarkan banyak hal yang bisa membangun karakter positif dalam diri mereka.

Bhanteng dimainkan oleh dua kelompok anak-anak yang masing-masing kelompok punya satu bhanteng. Bhanteng tersebut adalah pohon berbatang agak besar, sekiranya bisa dipegang oleh sejumlah anak. Jarak antara dua benteng tergantung kesepakatan pemain, yang penting masih bisa dijangkau.

Masing-masing kelompok harus mempertahankan bentengnya dari penyelundup yang kapan saja bisa merebutnya. Pohon tersebut tak boleh disentuh oleh musuh. Jika disentuh, maka ia menjadi milik musuh dan mereka dinyatakan kalah.

BACA JUGA Wisata Candi Bajang Ratu: Membangun Ekonomi

Para penyelundup di masing-masing kelompok juga harus hati-hati. Sebab, bila mereka tertangkap, harus siap ditahan. Semakin banyak anggota ditahan, maka kian lemah pertahanan benteng tersebut. Hal itu bisa membuat musuh makin leluasa menguasainya.

Para tahanan bisa dibebaskan dengan cara dijemput secara hati-hati oleh temannya yang belum tertangkap. Para tahanan ditawan di tengah-tengah antara dua benteng. Mereka bisa bebas jika yang menjemput tidak kena tangkap juga. Jika kena tangkap, maka mereka juga harus siap ditahan. Para penahan juga harus siaga dalam mengawasi tahanan. Sebab, musuh bisa kapan saja membebaskan kawannya yang mereka tahan.

Ada banyak nilai edukatif dalam permainan bhanteng. Nilai-nilai itu, pertama, adalah kesolidan. Masing-masing kelompok harus solid untuk memastikan keamanan bentengnya. Jika tidak, musuh akan dengan mudah mengacak-acak benteng tersebut.

Kedua, permaian bhanteng juga mengajarkan anak-anak untuk berstrategi. Bagaimanapun, dalam merebut benteng lawan atau membebaskan kawannya yang ditahan, mereka butuh cara agar tidak juga tertangkap. Sebab, bilamana tertangkap sama artinya mereka bunuh diri.

Ketiga, keberanian. Mereka harus punya inisiatif mengambil langkah-langkah berani untuk mempertahankan bhanteng-nya atau membebaskan kawannya yang ditahan.

Keempat, keakraban dengan alam. Medium pohon yang menjadi bhanteng membuat mereka kian akrab dengan alam. Terlebih lagi, mereka juga bermain di ruang terbuka, kadang belepotan tanah dan lumpur.

Berikut merupakan gambar permainan bhanteng:

Jem-Ajeman

Permainan jem-Ajeman adalah permainan yang dapat melatih kekompakan dan ketangkasan anak. Permainan ini dimainkan oleh beberapa anak, dan di dalam beberapa anak terserbut ada yang menjadi Jem-Ajeman atau dalam bahasa indonesia-nya yaitu ayam dan pemilik ajem-nya sementara anak anak lainnya berperan sebagai kandang ajem yang berbentuk lingkaran.

Cara bermainnya yaitu, beberapa anak mengkrucut menyembunyikan salah satu anak yang menjadi ajem-nya, sementara satu anak berperan sebagai pemilik ajem yang sedang mencari ajem-nya yang hilang, kemudian pemilik ayam itu berteriak memanggil ajem-nya lalu ajem itu ketemu dan lari dari kandang yang menjadi tempat persembunyiannya.

setelah ketahuan ajem-nya, pemilik ajem itu mengejarnya dan yang berperan sebagai ajem-nya itu lari agar tidak dapat di tangkap sementara anak anak lainnya yang menjadi kandangnya menunggu ajem-nya masuk kembali , selama ajem tidak bisa di tangkap yang menjadi peran ayam dan pemilik ajem tetap tidak berubah tetapi sebaliknya jika ajem-nya bisa di tangkap maka pemeran yang menjadi ajem dan pemilik ajem-nya itu berubah dan memilih dua orang anak yang menjadi kandang , dan yang menentukan siapa yang menjadi ajem dan pemiliknya tergantung dari dua anak yang berperan ajem dan pemilik sebelumnya.

Kerikut merupakan gambar dari permainan jem-ajeman:

Por-sepporan

Permainan por-sepporan adalah permainan yang di mainkan beberapa anak yang berperan sebagai stasiun kereta yang di perankan dua orang anak berhadap hadapan dengan mengangkat kedua tangan mereka dan saling menggenggam kedua tangan anak itu, sementara anak anak lainnya menjadi kereta dengan cara berbaris sambil memegang baju dari para pemeran keretanya. Por-sepporan sendiri merupakan bahasa madura yang artinya kereta api.

Cara bermain Por-sepporan yaitu anak yang berbaris menjadi seppor sambil berjalan dan bernyanyi “tut tut tut siapa hendak turun ke bandung surabaya, ayok kawanku lekas naik keretaku tak berhenti lama” dan sambil melewati stasiun yang di perankan dua orang anak yang menjadi pintu stasiun dan dua anak tersebut sebelumnya sudah mempunyai kesepakatan untuk memilih buah buahan misalnya pemeran satunya pilih anggur dan satunya pilih jeruk tetapi jangan sampai ketahuan para pemeran yang menjadi keretanya.

Setelah seppor lewat di tangkaplah salah satu pemain yg menjadi seppor dan kemudian di tanya mau milih anggur apa jeruk jika salah satu pemain memilih anggur maka satu pemain tersebut di ambil anak yang berperan stasiun yang memilih anggur, seperti yang ada pada gambar 3 berikut ini:

Setelah seppor yang ditangkap sudah menentukan buah pilihannya, maka seppor yang belum tertangkap berjalan kembali, dan seterusnya seperti itu sehingga adu banyak siapa yang lebih banyak mendapatkan anak yang berperan kereta dengan menanyakan memilih buah yang sudah di tentukan.

Seperti halnya gambar berikut :

Penutup

demikian permainan tradisional yang berasal dari kabupaten pamekasan madura. dan masih banyak lagi permainan yang lain, akan diupdate nanti. tapi yang jelas permainan tradisional ini merupakan kearifan lokal yang harus kita jaga eksistensinya. dengan demikian permainan ini akan dikenal oleh generasi yang akan datang. semoga bermanfaat

Article Categories:
Sosiologi

Tinggalkan Balasan