Membangun Desa, Ikhtiar Menguatkan Indonesia Raya

oleh
oleh
sosiologi pembangunan

Prakata

Hampir setiap semester saya menerima kehormatan untuk memberi pengantar buku yang ditulis para mahasiswa dan dosen di prodi sosiologi fisib utm. Sungguh, saya sangat senang, bangga dan juga bergairah untuk mendukung semua ikhtiar seperti itu. Apalagi usaha itu sejalan dengan konsep merdeka belajar-kampus merdeka (MBKM) model pendidikan berbasis outcome yang kini sedang digalakkan di kampus Fisib UTM guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi mahasiswa. Sebagai masyarakat pembelajar saya juga percaya, kemampuan menulis termasuk jalan literasi unggul untuk menuju learning society.

Membangun desa: Pentingnya Tradisi Literasi

Literasi itu harus terus digalakkan dan ditradisikan dikalangan mahasiswa dan dosen agar civitas academica kian melek informasi dan pengetahuan dan bisa mengerakkan level literasi dari looking society dan speaking society menuju learning society masyarakat berbasis tulis dan membaca. Hal ini diyakini sebagai salah step menuju level lebih tinggi dan bisa menjadi indikator masyarakat maju.

Membaca buku membangun desa dalam konteks penguatan ekonomi desa dalam situasi pandemi covid19 — karya mahasiwa  prodi sosiologi peserta mata kuliah sosiologi pembangunan dibawah bimbingan sejawat saya Pak Lubis ini — kian menguatkan keyakinan saya bahwa mahasiswa memiliki peran penting dan bisa memberi kontribusi kepada pembangunan desa secara nyata.

Sumber Literasi: Berkarya Untuk Bangsa, Membaca lingkungan melalui literasi

Membangun Desa
kompasiana.com

Buku ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa mahasiswa prodi sosiologi menyimpan ‘sejuta potensi’ untuk menjadi akademisi, peneliti, dan aktivis pembangunan berkemajuan dan bisa membawa prodi sosiologi selalu selangkah lebih maju. Produktivitas ini harus terus dipelihara agar bisa menjadi modal sosial dan ekonomis yang bagus ke depannya.

BACA JUGA  Teori Interaksionisme Simbolik (G. Herbert Mead)

Membuat tulisan base on village society – sebagaimana pernah saya sampaikan dalam berbagai kesempatan – laksana menyalakan lilin untuk menerangi peta jalan Indonesia. Sebagai  ikhtiar yang dilakukan dari halaman depan Indonesia maka karya tulis mengenai pedesaan akan sangat berguna bagi pembangunan Indonesia. Selain itu karena penulisnya adalah mahasiswa kelas menengah kritis sesungguhnya menyimpan juga menyimpan proyeksi generasi muda yang akan menjadi kekuatan sdm pembangunan desa pada masa depan. Jadi ketika saya membaca buku karya mahasiswa tentang desa selalu terbersit rasa bangga dan optimis bahawa inilah barisan generasi yang akan melukis Indonesia dan desa desa di Indonesia masa depan.

Potensi tunas tunas muda begini harus terus disemai dan ditumbuhkan dengan proses pembimbingan yang bagus agar kian terasah menjadi penulis dan penerang jalan penguat Indonesia Raya. Pengalaman, refleksi mahasiswa yang dari belajar langsung di masyarakat dan berbaur dengan masyarakat menjadi media pembelajaran yang berharga untuk mengembangkan riset aksi.

Masyarakat desa sebagai laboratorium sosial tentu dan selalu saja membawa beragam hal baru. Bahkan kadang bisa membangkitkan semacam kerinduan, romantisme eksplorasi pengetahuan dan juga pengalaman living together bersama warga desa beserta dinamikanya. Seringkali romantisme itu bisa membangkitkan dan melahirkan semangat back to village.

Dalam kesempatan ini izinkan saya menyampaikan apreasiasi dan penghargaan yang tinggi kepada dosen pengampu mata kuliah sosiologi Pembangunan Pak Lubis yang memungkinkan semua proses ini menjadi kenyataan kendati tidak ada supporting dana dan murni inisiatif mandiri bisa melahirkan proses pmb berkualitas dan melahirkan output karya yang menurut saya visioner. Saya pikir inilah salah satu bentuk implementasi kreasi mutakhir menjadi menjadi dosen pengerak di era kekinian sehingga mahasiswa bisa melihat, mencermati, dan memberi solusi kongkrit atas berbagai problem yang muncul dilapangan.

BACA JUGA  Sejarah Lahirnya Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan

Sebagai sebuah proses berkelanjutan, proyek pembangunan desa sesunggunya bukan proyek utopia. Sudah banyak kajian ilmiah bahwa desa sebagai wilayah dan warga dengan jumlah terbanyak sesungguhnya adalah garda depan sebagai benteng pertahanan negara. Desa kuat negara kuat dan jaya begitulah yang sering diingatkan para ahli pembangunan. Semua pemerhati desa pasti pernah mengingingat kata-kata ‘heroik’ Bapak Moh Hatta pada suatu waktu beliau berujar bahwa Indonesia tidak akan besar karena nyala obor di Jakarta, tetapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin yang nyala di desa.

Demikian penting dan strategis posisi pembangunan desa menjadikan negara kini memberi perhatian lebih upaya untuk membangun desa secara utuh, berbasis kemandirian, dan berkelanjutan. Dalam berbagai kajian akademik, sesungguhnya mendorong pembangunan desa dengan bertumpu kepada pemberdayaan masyarakat lokal tidak hanya akan berdimensi kekinian, tetapi juga berdimensi masa depan.

Tentu saja itu adalah investasi berharga untuk generasi muda mendatang yang akan melihat disparitas pembangunan kota desa kian pendek dan tak berjarak dan tidak jauh berbeda. dan saat ini, pembangunan desa telah dikemas dalam spirit lokalitas dengan menerapkan iniasi global “sustainable development Goals” SDGs Desa. spirit SDGs Desa ini di gaungkan oleh Kementrian Desa dengan mentargetkan desa mandiri, desa Pancasila pada 2030 dengan memaksimalkan Potensi sumberdaya lokal.

Closing

Sekali lagi saya menyambut baik hadirnya buku karya mahasiswa peserta matakuliah sosiologi pembangunan ini. Semoga bisa menambah gairah bagi berkembangnya atmosfir akademis di kampus FISIB UTM yang ingin tumbuh sebagai taman persemaian pengetahuan yang indah dan memberi inspirasi bagi perkembangan keilmuan semua civitas academica yang lain. Selamat membaca dan teruslah berproses. Mari kita kuatkan pembangunan desa sebagai benteng pertahanan negara kekinian guna mewujudkan Indonesia Raya lebih kuat berawal dari desa.

BACA JUGA  Manusia indonesia: individu, keluarga dan masyarakat

Terima kasih Prodi sosiologi, para dosen dan mahasiswa atas sumbangsihnya. Jangan lelah mengabdi dan menyemai pengetahuan dari desa. Desa adalah halaman depan, benteng pertahanan masa depan Indonesia Raya.

Wallahu muwafiq ila aqwamit thariq Billahitaufiq wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb.

Kampus Telang FISIB-UTM

Mei 2021

Di Sore hari

Salam hormat,

Surokim As (SAS)

Dekan Fisib UTM

Tinggalkan Balasan