Budaya politik merupakan seperangkat nilai, falsafah, adat istiadat yang menjadi dasar dalam aktifitas masyarakat sebagai warga negara. Budaya Politik Indonesia berarti seperangkat pedoman masyarakat indonesia dalam menjalankan perannya sebagai warga negara Indonesia.
Aktifitas sebagai warga negara, berarti aktifitas yang berkaitan dengan kewajiban sebagai warga negara. termasuk didalamnya adalah politik.
Jenis Budaya Politik
Almond seperti dikutip dalam Mochtar Mas’oed (1984) membagi tiga jenis budaya politik.1. Budaya politik parokial .2. Budaya politik kaula 3. budaya politik partisipan.

Budaya Politik Indonesia
Budaya politik Indonesia dapat ditinjau dari lingkup kedaerahan. Sebagaimana dijelaskan (Albert Widjaja) bahwa budaya politik tidak terlepas dari karakteristik masyarakat, maka budaya politik Indonesia mempunyai karakteristik tersendiri berdasarkan lingkup kedaerahan. Diantaranya budaya politik Jawa, budaya politik Sunda, budaya politik Aceh dan lain-lain (lihat Inu Kencana h. 89-97).
Secara spesifik budaya politik Indonesia sangat sulit untuk dideskripsikan. Hal ini disebabkan heterogenitas masyarakat Indonesia. Pluralitas masyarakat Indonesia ini memunculkan variasi karakteristik masyarakat. Diferensiasi karakter masyarakat ini memunculkan beberapa tipe budaya politik di Indonesia berdasarkan lingkup kedaerahan yang berpedoman pada falsafah hidup. Walaupun demikian, budaya politik ini merupakan kepribadian bangsa Indoensia yang diintegrasikan oleh semangat pancasila dan UUD 45.
Varian budaya politik Indonesia ini digambarkan dalam Rusadi Kanta (1983) sebagai hasil interaksi antara sistem ekologi, sistem sosial, sistem kepribadian[1] dan lingkungan dalam-masyarakat maupun lingkungan luar-masyarakat. Perubahan sosial yang berkelanjutan menyebabkan dinamisasi budaya politik. Artinya budaya politik tidak berhenti pada satu titik akan tetapi terus berkembang seiring dengan perubahan kultural dan perubahan teknologi dan modernisasi.
Konstatasi (sementara) budaya politik Indonesia dapat ditelaah dengan pertimbangan beberapa variabel dan dikondisikan sesuai dengan dinamika masyarakat. Secara umum variabel tersebut dapat dilihat dalam:
- Konfigurasi subkultur di Indonesia yang beraneka ragam. Keanekaragaman ini disatukan oleh falsafah negara Bhineka Tunggal Eka. Integrasi subkultur ini merupakan usaha untuk mencapai equilibrium masyarakat.
- Budaya politik Indonesia bersifat Parokial kaula dan sebagian bersifat partisipan. Di satu pihak masayarakat masih ketinggalan dalam memanfaatkan hak politiknya, sedangkan dipihak lain para elit sungguh-sungguh berperan aktif sebagai partisipan. Denga demikian budaya politik Indonesia merupakan Mixed political culture yang diwarnai oleh besarnya pengaruh budaya politik Parokial lokal.
- Kecenderungan budaya politik Indonesia yang mempertahankan konsep paternalistik dan patrimonial.
- Dilema interaksi modernisasi dengan nilai-nilai lama yang telah tertanam dalam jiwa masyarakat. Secara sosiologis kondisi demikian disebut Anomie hilangnya nilai lama namun belum ditemukan nilai baru yang representatif.
[1] Menurut Theodore M. Newcomb, kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki oleh seseorang yang melatar belakangi perilakunya.