Mengulas berbagai macam potensi daerah di nusantara memang seolah tak pernah ada habisnya. Bahkan bisa dikatakan dari Sabang hingga Merauke memiliki potensi unggulan masing-masing yang bisa menyokong pertumbuhan ekonomi daerah setempat. Salah satunya yaitu daerah Kabupaten Lamongan yang memiliki potensi unggulan hingga menembus pasar nasional.
Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6º51′ – 7º23′ Lintang Selatan dan 112º33′ – 112º34 Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau ±3.78% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.
Daerah ini Terletak di bagian utara Provinsi Jawa Timur, berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Gresik di sebelah timur, Kabupaten Jombang dan Mojokerto di wilayah selatan, serta Kabupaten Tuban dan Bojonegoro di sebelah barat, daerah Lamongan memiliki luas wilayah sekitar 902,4 km2 yang terdiri dari 27 kecamatan.
Lamongan juga merupakan salah satu kawasan strategis yang tergabung dalam Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan) yang menjadi daerah utama penyokong segala aspek pemerintahan Surabaya. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Lamongan menuju Kota Surabaya sekitar 50 km.
Potensi unggulan daerah sebagai komponen pembangunan
Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, termasuk pembangunan desa maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah (potensi ekonomi). Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah Lamongan dapat diketahui sektor-sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu dan dioptimalkan guna meningkatkan perkembangan kondisi perekonomian daerah pada wilayah tersebut.
Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan. Letaknya yang terbilang cukup strategis yakni di wilayah perlintasan jalur pantai utara (Pantura) serta bertetangga dengan banyak kabupaten lainnya, membuat perekonomian di Kabupaten Lamongan berjalan lancar dan pertumbuhan UKM di daerah tersebut pun semakin hari semakin pesat.
Belakangan ini juga mulai bermunculan UKM dan meramaikan persaingan pasar di daerah Lamongan. Hal ini tidak terlepas dari kreatifitas masyarakat atau sumber daya manusia yang bisa memanfaatkan potensi-potensi ekonomi yang ada di daerah Lamongan.
Kampung ikan KOI : desa Latukan Lamongan
Terdapat satu desa yang sedang hangat diperbincangkan di kabupaten Lamongan yaitu desa Latukan kecamatan Karanggeneng. Desa ini dikenal dengan “Kampung Ikan Koi†karena banyak warga desa ini yang berfokus pada pembudidayaan ikan koi dan juga merupakan salah satu desa sentra produksi ikan terbaik di Lamongan.
Munculnya banyak wirausaha dan komunitas pecinta koi di desa serta dukungan dari pemerintah daerah Lamongan menjadi awal mula terbentuknya kampung koi ini. Meskipun terbentuk belum lama, namun dengan adanya kampung koi ini memudahkan para pecinta ikan hias Lamongan yang tidak perlu pergi jauh-jauh untuk membeli ikan koi, selain itu kampung koi ini juga menjadi destinasi wisata serta tempat edukasi tentang budidaya ikan koi.
Koi merupakan ikan hias asal Jepang. Ikan ini seringkali diminati para pecinta ikan hias karena mempunyai warna yang indah, corak atau motif beragam dan tidak terlalu sulit untuk perawatan dan pemeliharaanya. Banyak dari para komunitas pecinta ikan yang memperjualbelikan ikan ini karena harga yang terbilang stabil dan akan semakin tinggi apabila ikan koi tersebut memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi ukuran, corak atau motif dan warna yang menarik.
Desa Latukan dulu bisa dikatakan tidak seproduktif sekarang, desa ini baru mulai terlihat produktif belakangan tahun ini. Produktivitas tersebut juga terbentuk berkat munculnya masyarakat yang memiliki ide untuk membuat budidaya ikan, sebelumnya warga desa ini rata-rata bermatapencaharian sebagai petani, peternak dan beberapa memang dari awal sudah memiliki budidaya ikan seperti lele, bandeng dan mujahir.
Hal itu dibuktikan dengan hasil produksi perikanan desa Latukan, memiliki potensi perikanan air tawar/darat komoditi Ikan Mujaer dengan hasil 2,4 ton per tahunnya dengan nilai uang Rp. 24,000,000.00. Ikan lele 1 ton dengan kurs Rupiah Rp. 12,000,000.00, untuk Ikan Bandeng 13 ton pertahun dengan nilai uang Rp. 117,000,000.00. Dari hasil tersebut membuat desa Latukan menjadi salah satu produsen ikan terbaik dan terbanyak di kabupaten Lamongan.
Perlahan juga terlihat ada beberapa petani yang mulai mengalihfungsikan lahan pertaniannya menjadi kolam tempat membudidayakan ikan koi.
Hal itu juga semakin menambah jumlah wirausaha atau pembudidaya ikan koi di desa Latukan kecamatan Karanggeneng. Mungkin memang untuk saat ini belum terlihat atau belum muncul statistik mengenai hasil budidaya ikan koi di desa ini karena juga baru terbentuk belum lama. Namun menarik untuk dinantikan, mengingat komunitas pecinta ikan hias di Lamongan serta beberapa daerah sekitar sangat besar dan itu tentu menjadi target pasar selanjutnya.
Respon Pemerintah Lamongan
Pemerintah daerah Lamongan sendiri tidak hanya tinggal diam melihat kreatifitas pemikiran warganya dengan budidaya ikan koi ini. Pemerintah pun pasti akan selalu mendukung adanya ide atau inovasi-inovasi baru yang mendukung perkembangan potensi ekonomi Lamongan. Bupati Lamongan sudah sering terjun langsung melihat dan meninjau perkembangan kampung koi ini.
Setelah melihat dan meninjau secara langsung, untuk mendukung potensi ekonomi ini pemerintah Lamongan pun memberikan berbagai bantuan untuk kelompok pembudidaya di desa Latukan tersebut. Bantuan yang diterima mulai dari benih ikan, pakan, hingga beberapa pompa air untuk mendukung perkembangan budidaya di kampung koi ini. Dengan diterimanya bantuan ini tentu harapannya para pembudidaya nantinya bisa membantu meningkatkan perekonomian kabupaten Lamongan.
Budidaya ikan koi merupakan salah satu contoh yang bisa dijadikan rujukan untuk memulai sebuah usaha budidaya. Dengan semua peluang-peluang yang ada, mulai dari harga yang stabil serta peminatnya sendiri yang banyak dan tersebar luas tentu sangat cocok untuk dipertimbangkan.
Namun kembali lagi pada tujuan awal, usaha apapun bila dilakukan dengan baik dan terstruktur akan berjalan dengan baik pula, sebaliknya apabila potensi-potensi ekonomi yang tersedia tidak dimanfaatkan secara terstruktur dan dengan perencanaan yang matang tentu akan sia-sia dan tidak menghasilkan keuntungan apapun. Potensi ini harus dikembangkan lagi karena merupakan jembatan menuju pembangunan ekonomi masayarakat desa.
By : Klaudius Febrianto Ari Suseno