Hukum Sholat jamak karena hajatan – Bolehkah?

oleh
oleh
sholat jamak karena hajatan

Hukum Sholat jamak karena hajatan – Sholat jamak pada umumnya dilakukan dengan alasan sedang melakukan perjalanan. Lalu bagaimana jika sholat jamak dilakukan karena sedang menyelenggarakan acara atau hajatan?

Pengertian Sholat Jamak

Sholat merupakan ibadah wajib harian bagi orang islam. Dalam sehari orang islam menunaikan ibadah sholat wajib sebanyak 5 kali, atau 17 rakaat. Yaitu Subuh 2 rakaat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat, Maghrib 3 rakaat dan Isyak 4 rakaat.

Sesuai dengan ketentuannya, sholat wajib 5 waktu dilaksanakan berdasarkan waktu masing masing. Sebagaimana ayat

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Inna As-sholata kaanat ”alal mukminiina kitaban mauquutha. Sesungguhnya sholat adalah Kewajiban yang sudah ditentukan waktunya bagi orang orang mukmin (An Nisa, 103).

untuk mengetahui waktu sholat, Saat ini kita telah dimudahkan Oleh teknologi. Banyak sekali aplikasi, dan informasi jadwal waktu sholat, terutama bulan puasa begini jadwal waktu sholat terintegrasi dengan waktu buka dan sahur.

baca juga: Lengkap! inilah Hukum Biogas dalam islam

Mengenal Sholat Jamak

Sholat jamak adalah mengumpulkan / menghimpun dua sholat dilaksanakan dalam satu waktu. Misalnya Sholat Dhuhur dengan Ashar, maghrib dengan Isyak. Jika shalat dilakukan pada waktu sholat pertama (Dhuhur dan Ashar dilakukan pada waktu dhuhur), maka disebut dengan Jamak taqdim. Jika dilakukan pada waktu kedua (misalnya pada waktu Ashar) maka disebut jamak Ta’khir.

Sholat jamak ini hanya berlaku untuk sholat Dhuhur dan Ashar, serta Maghrib dan Isyak. Tidak berlaku untuk Sholat Subuh.

Kesimpulannya: Sholat Jamak adalah melaksanakan dua sholat dalam satu waktu baik diwaktu sholat pertama maupun waktu sholat yang kedua.

BACA JUGA  Tata Cara Sholat Taubat yang Benar Sesuai Ajaran Rasul

Secara praktis, sholat jamak dapat diaartikan: melaksanakan sholat dhuhur dan ashar dalam satu waktu, baik dilaksanakan dalam waktu sholat dhuhur maupun dalam waktu sholat ashar. Hal ini juga berlaku untuk Sholat Maghrib dan Isyak.

Sholat jamak diperbolehkan karena alasan khusus. Diantaranya yang paling umum adalah karena melakukan perjalanan. Jika kita melakukan perjalanan maka diperbolehkan melakukan sholat Jamak, jika mencapai jarak kurang lebih 83 KM maka diperbolehkan jamak dan qoshor yaitu meringkas 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Pertanyaannya adalah apakah boleh jamak sholat karena sedang melaksanakan hajatan? Menurut sebagian orang, meneyelenggarakan hajatan juga cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran. Artinya menurutnya tidak kalah repot dan ribetnya dengan orang yang melakukan perjalanan.

baca juga: 8 Hikmah kisah Hatim Al Ashom yang inspiratif

Sholat jamak ketika hajatan

hukum sholat jamak karena hajatan

Aktifitas manusia semakin hari semakin komplek, termasuk hajatan. Pelaksanaan hajatan misalnya resepsi pernikahan, belakangan semakin padat dan meyita waktu.

Berbagai ”ritual” pesta dikemas dalam satu event, baik yang bersifat tradisi maupun kesenangan.

Saking padatnya waktu dan kegiatan hajatan, sebagian orang terlupa dengan waktu sholat, atau ingat tapi merasa ribet dengan dandanan, make up, atau masih ramai tamu. Sehingga tidak jarang yang ketinggalan atau bahkan meniggalkan sholat.

Dari fenomena tersebut, penting menelisik bagaimana jika shohibul hajat melakukan jamak sholat, apakah diperbolehkan dalam islam?

 Berikut ini tinjauan fiqih tentang Jamak sholat ketika hajatan. Apakah diperbolehkan. Ulasan ini diambil dari Buku Fiqih Galak Gampil karya dari Pondok pesantren Ngalah Pasuruan. Semoga bermanfaat.

Hukum Sholat Jamak karena hajatan

Ketika di rumah menyelenggarakan hajatan seperti acara walimah pengantin, sering kali kesibukan menyita waktu banyak sehingga kadang-kadang waktu shalat tanpa disadari berlalu begitu saja.

BACA JUGA  Lengkap! inilah Hukum Biogas dalam islam

Untuk menanggulangi kesibukan seperti itu dan demi menjaga kewajiban menunaikan shalat, bolehkah menjama’ shalat ketika ada hajatan atau kerepotan yang lain?

  1. Tidak boleh, menurut sebagian ulama’ karena shalat jama’ digunakan pada saat berpergian bukan pada saat berada di rumah.
  2. Boleh, menurut Ibnu Sirrin, Al-Qaffal, dan abu Ishaq al-Marwazy, karena menjama’ shalat sebagai kemurahan ketika dalam kondisi sibuk dan hal itu dilakukan bukan sebagai kebiasan.

Hal ini diterangkan dalam kitab Syarah Muslim li an-Nawawi juz 5 hal 219.

وَذَهَبَ جَمَاعَةٌ مِنَ اْلأَئِمَّةِ اِلَى جَوَازِ الْجَمْعِ فِي الْحَاضِرِ لِلْحَاجَةِ لِمَنْ لاَ يَتَّخِذُهُ عَادَةً وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ سِيْرِيْن وَأَشْهَبُ مِنْ أَصْحِابِ مَالِكٍ وَحَكاَهُ الْخَطَابِي عَنِ الْقَفَالِ وَالشَّاشِى الْكَبِيْرِ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِى عَنْ أَبِى إِسْحَاقَ الْمَرْوَزِى عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ أَصْحَابِ الْحَدِيْثِ وَاخْتَارَهُ ابْنُ الْمُنْذِر (شَرَّحَ مُسْلِمُ لِلنَّوَاوِى فِي أَخِرِ جَوَازِ الْجَمْعِ بَيْنَ الصَّلاَةِ ج 5 ص 219 )

Artinya: sejumlah imam berpendapat  tentang diperbolehkannya menjamak shalat di rumah karena ada keperluan bagi orang yang tidak menjadikannya sebagai kebiasaan. Ini pendapat Ibnu Sirin, Asyhab, pengikut Imam Malik, Al-Qoffal, Al-Syasyi, Al-Kabir dari kalangan AsySyafi’i dan Abu Ishaq Al-Marwazi dari kalangan Ahli Hadist. Pendapat ini di pilih oleh Ibnu Mundzir.

(فَائِدَةٌ) لَنَا قَوْلٌ بِجَوَازِ الْجَمْعِ فِيْ السَّفَرِ الْقَصِيْرِ إِخْتَارَهُ الْبَنْدَنِيْجِيْ وَظَاهِرُ الْحَدِيْثِ جَوَازَهُ وَلَوْ فِيْ حَضَرٍ كَمَا فِيْ شَرْحِ الْمُسْلِمِ ÙˆÙŽØ­ÙŽÙƒÙŽÙ‰ الْخَطَّابِيْ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاق  جَوَازَهُ فِي الْحَضَرِ لِلْحَاجَةِ. (بغية المسترشدين، ص 77)

Menurut imam Al-Bandanijiy: Diperbolehkan menjamak shalat ketika dalam bepergian walaupun dekat seperti halnya yang dijelaskan dalam hadits diriwayatkan oleh Al-Khottobi dari Abi Ishaq tentang diperbolehkannya menjamak sholat ketika di rumah karena ada hajat.

Kesimpulannya, ulama berbeda pendapat dalam hukum sholat jamak ketika hajatan. Silahkan anda pilih sesuai dengan kemampuan anda dalam melaksanakannya. Namun yang jelas, diatas telah diuraikan beserta dalilnya yang bisa menjadi dasar bagi kita. terimakasih, salam literasi.

BACA JUGA  Haul sayyid Abdurrahman 2023: lailatus sholawat, santunan hingga pengajian Umum

Tinggalkan Balasan