- Version
- Download 7
- File Size 2.54 MB
- File Count 1
- Create Date September 1, 2022
- Last Updated September 6, 2022
Contoh Hasil penelitian Metode PAR
Metode PAR
metode PAR - Participatory Action Research (PAR), menekankan pada partisipasi dengan terlibat secara langsung dalam penggalian informasi yang beragam, kemudian melakukan aksi sebagai solusi dari masalah yang sudah teridentifikasi, dengan ikut dalam membangun rancangan dan implementasi aksi yang didasarkan dari hasil penelitian. Adapun dasar dilakukannya PAR adalah kebutuhan untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan. (Agus Afandi, dkk. 2013).Â
Melalui metode PAR, pengabdian masyarakat tidak hanya selesai dengan melakukan
sosialisasi, namun dilakukan dengan penelitian dan pendampingan, serta menghubungkan
semuanya dalam proses perubahan sosial di masyarakat secara bersama-sama. Hal ini
menjadikan rehabilitasi DAS yang dilakukan bukan hanya sekedar proyek, melainkan pelibatan
masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan.(Wiratno,2020)
PAR sebagaimana disebut Dayamaya (2019) memiliki tiga pilar utama yakni dimensi riset,
dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Tujuannya untuk mendorong aksi transformatif atau
perubahan, yang dalam hal ini perubahan kondisi ekonomi dan lingkungan yang lebih baik di
Kecamatan Lubuk Dalam. Untuk melakukan evaluasi kebijakan program KBD secara keseluruhan,
dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja. Menurut berbagai sumber (Bappenas,2009)
indikator kinerja digunakan untuk mengukur dan memantau kinerja organisasi dan implementasi
kebijakan telah sesuai dengan sasaran/tujuan yang diinginkan. Indikator kinerja yang digunakan
memperhatikan 5 aspek utama yaitu indikator masukan (input), keluaran (output), hasil
(outcomes), manfaat (benefit), dan dampak (impact).
Desain dan Model Metode PAR
Penelitian tindakan (action research) memiliki ciri, prinsip, pedoman, dan prosedur tertentu. Coghlan dan Brannick (2005) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu proses demokratis dan partisipatoris yang menyangkut pengembangan pengetahuan praktis dalam upaya mencari tujuan yang bermanfaat demi kemaslahatan kehidupan di dunia.
Koshy (2005) menegaskan pula bahwa penelitian tindakan selalu berhubungan dengan tindakan untuk mencapai hasil praktis dan menciptakan bentuk pemahaman baru, karena tindakan tanpa pengetahuan adalah buta dan teori tanpa tindakan tidak berarti. Bila dibandingkan dengan metode penelitian lainnya, Yaumi dan Damapolii (2014) memandang bahwa penelitian tindakan memiliki tujuan dan prinsip dasar yang sedikit berbeda, yaitu lebih ditujukan untuk meningkatkan praktik ketimbang memproduksi
pengetahuan, berfokus pada praktik sosial, bertujuan untuk peningkatan keadaan, merupakan proses siklus, diikuti dengan temuan sistematik, merupakan proses reflektif, bersifat partisipatif, dan topik atau masalahnya ditentukan oleh praktisi.
Salah satu model penelitian tindakan partisipatori adalah model penelitian yang dirumuskan oleh Ernest T. Stringer (1996) sebagai penelitian tindakan berbasis komunitas. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kolaboratif untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna melakukan tindakan yang sistematis untuk mengatasi masalah masalah tertentu. Model Stringer memiliki kerangka dasar yang kuat yang ditandai dengan langkah: look (melihat), think (berpikir), dan act (bertindak).
Look (melihat) meliputi aktivitas mengumpulkan informasi yang
relevan (pengumpulan data), menggambarkan situasi (mendefinisikan dan
mendeskripsikan);
Think (berpikir) meliputi kegiatan mengeksplorasi dan menganalisis:
apa yang sedang terjadi (analisis), menginterpretasi dan menjelaskan atau
berteori;
Act (bertindak) meliputi kegiatan merencanakan (melaporkan), mengimplementasikan, dan mengevaluasi.
Model Stringer memperlihatkan model spiral interaktif yang merupakan kombinasi dari proses look, think, dan act. Proses ini merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus sampai ditemukan pencapaian hasil yang diinginkan. Jika target yang hendak dicapai belum menunjukkan hasil yang memadai, maka dapat diulangi hingga beberapa kali sehingga perbaikan dapat dilakukan sesuai dengan standar yang ditentukan
Dalam melakukan kajian dan aksi pemberdayaan masyarakat, hal yang paling harus diperhatikan adalah keterlibatan masyarakat dalam proses benar-benar partisipatif. Masyarakat tidak sekadar menjadi sumber data tapi tidak juga menjadi pengambil keputusan dalam proses