Budaya politik adalah pola sikap dan orientasi individu terhadap politik diantara anggota sistem politik. pada dasarnya hal ini merupakan representasi dari sikap masyarakat terhadap politik itu sendiri
Budaya Politik – Orientasi politik masyarakat
Budaya politik hampir dapat dijumpai disetiap masyarakat dan pada dasarnya merupakan representasi dari sikap masyarakat terhadap politik itu sendiri. Menurut Gabriel Almond  (1966) budaya-politik adalah pola sikap dan orientasi individu terhadap politik diantara anggota sistem politik.

Orientasi individu itu memiliki sejumlah komponen yakni :
- Orientasi Kognitif : pengetahuan, keyakinan
- Orientasi Afektif : perasaan terkait, keterlibatan, penolakan dan sejenisnya tentang obyek politik
- Orientasi Evaluasi : penilaian dan opini tentang obyek politik yang biasanya melibatkan nilai-nilai standar terhadap obyek politik dan kejadian-kejadian[1].
Obyek orientasi-politik pada umumnya mencakup:
- Sistem politik secara keseluruhan, meliputi intensitas pengetahuan dan pengungkapan perasaan yang ditandai dengan apresiasi historis sebuah sistem politik.
- Proses input, orientasi kognitif dan afektif (pengetahuan dan keterlibatan) terhadap proses penyaluran tuntutan kepentingan masyarakat. Termasuk didalamnya pengamatan terhadap partai politik, kelompok kepentingan dan segala hal yang brpengaruh terhadap kehidupan politik.
- Proses output, berkaitan dengan fungsi pembuatan aturan, kebijakan atau perundangan oleh lembaga negara.
- Diri sendiri, berkaitan dengan partisipasi politik dan pengetahuannya terhadap sistem politik tersebut[2]
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa terdapat interdependensi antara orientasi dan perilaku politik masyarakat dengan karakteristik masyarakat tersebut. Dengan demikian, budaya politik juga dipengaruhi oleh sikap mental dan pandangan hidup masyarakat.
Obyek yang jadi orientasi-politik adalah sistem politik secara keseluruhan, peran politik atau struktur tertentu,individu atau kelompok yang memikul peran tertentu, kebijakan publik yang khusus. Termasuk didalamnya adalah aktor politik dan ego dari aktor politik. bagaimana budaya politik indonesia?
[1] Haris Munandar dkk, Op.cit., h. 301-302
[2] Rusadi Kantaprawira,O.cit., h. 31-32