Pribadi yang Jujur tidak terbentuk secara Instant, namun dibentuk sejak usia Dini. oleh karena itu, sangat penting sekali bagi orang tua untuk memahami bagaimana cara menanamkan Nilai kejujuran pada anak usia dini
Dear Parent’s, tentunya sangat mendambakan memiliki anak yang memiliki akhlak yang baik. Salah satu indikatornya adalah memiliki pribadi yang jujur dan bertanggung jawab. Kejujuran dan tanggung jawab biasanya saling melekat. Anak yang jujur berarti dia bertanggung jawab terutama ketika dia melakukan kesalahan dan berani mengakuinya.
Pribadi yang jujur tidak terbentuk secara instant melainkan dibentuk sejak dini. Ibarat kertas putih, tergantung dari isi tulisan dan warna yang digoreskan pada kertas tersebut. Itulah gambaran pribadi anak, bagaimana orang tua dan lingkungannya “mewarnai†kepribadiannya. Istilahnya adalah teori tabula rusa. Dimana pribadi anak diibaratkan kertas putih polos, dan tergantung pada lingkungan sekitarnya yang akan mewarnainya.
sebagai orang tua, kita harus memperhatikan perkembangan sosial dan emosi anak termasuk didalamnya adalah sikap jujur, dan bertanggung jawab. jangan sampai perkembangan anak kita lebih banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh faktor lain terlebih di era digital saat ini.
teknologi saat ini bisa saja berdampak negatif, misalnya pengaruh gadget pada pemkembangan anak, game online, dan tontonan video yang kurang mendidik dapat menjadi preseden buruk bagi perkembangan anak, termasuk mereduksi nilai nilai kejujuran pada anak.
Pengertian sikap Jujur
Dalam kehidupan sehari hari, kita sering mendengar dan menggunakan kata Jujur dalam komunikasi. Apa sih sebenarnya makna dari sikap jujur itu?
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur adalah representasi dari lurus hati, tidak berbohong, tidak curang, tulus ikhlas. Sedangkan kejujuran adalah sifat jujur, ketulusan hati, kelurusan hati.
Oleh karena itu, implikasi dari pengertian terminologi diatas adalah mengatakan atau memberikan informasi yang sebenarnya atau sesuai dengan kenyataan.
Kejujuran merupakan “investasi jangka panjang†yang sangat berharga, karena dengan kejujuran akan sangat memberikan manfaat bagi diri kita baik sekarang maupun di waktu yang akan datang.
Seseorang dengan nilai kejujuran dalam dirinya, akan sangat dihargai dalam lingkungannya. “Kejujuran adalah dasar dari komunikasi yang efektif dan hubungan yang sehat (Kelly, 2003/2005).
Dalam konteks keluarga, hal ini membuktikan bahwa kejujuran sangat penting agar hubungan anak dan keluarga dapat terjalin dengan harmonis. Kejujuran juga akan menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, sehingga dapat menciptakan rasa saling percaya.
Oleh karena itu, jika kita menginginkan pribadi anak yang jujur, maka mulailah menanamkan nilai kejujuran kepada anak sejak usia dini. Bagaimana caranya? Berikut ini adalah ulasan bagaimana cara menanamkan nilai kejujuran pada anak usai dini. Yuk simak sampai selesai.
Cara menanamkan Nilai kejujuran pada anak usia dini

1. Membentuk Kejujuran dengan Kisah
Metode pertama adalah dengan memanfaatkan kisah atau cerita inspiratif tentang kejujuran. Kenapa demikian?
kita harus memahami perkembangan anak, Masa Perkembangan anak merupakan masa-masa yang kaya dengan imajinasi dan fantasi. Mereka akan senang jika anda membacakan cerita atau kisah kepadanya. Mereka akan menikmatinya dengan penuh minat dan kegembiraan. Begitu tertariknya, terkadang anak-anak merasa terlibat dan membayangkan diri mereka menjadi tokoh yang ada dalam cerita tersebut.
Seringkali hal ini terbawa kedalam dunia nyata anak-anak biasanya ingin tampil mewakili tokoh cerita yang mereka kagumi. Mereka akan mengidentifikan dirinya sebagai tokoh utama dalam kisah tersebut. Dan menerapkan dalam kehidupan nyata. Lambat laun akan tertanam kepribadian yang jujur karena mereka berharap akan menjadi sosok tokoh utama dalam kisah tersebut.
Metode Cerita berkarater merupakan wahana yang cukup efektif dalam upaya menumbuhkan sikap dan nilai-nilai dalam diri anak, apakah sikap dan nilai-nilai itu positif atau negatif. Tentunya sangat bergantung pada orangtua, sudah barang tentu mereka akan berupaya agar ahlak yang baiklah yang berkembang dalam pribadi anak. Orang tua bisa memilih kisah para nabi dan sahabatnya sebagai bahan cerita dalam rangka ikhtiar memahatkan kejujuran itu kedalam jiwa anak. Ceritakan kisah Rasullulah yang mendapat julukan Al-Amin karena kejujurannya. Dan maish banyak kisah lain yang bisa mendorong tumbuhnya prilaku jujur.
Selain sangat efektif dalam pembentukan kepribadian jujur pada anak, Menurut (Dhieni, 2008) metode cerita ini memiliki segudang manfaat. Diantaranya:
- Mengembangkan daya imajinasi anak
- Melatih daya serap atau daya tangkap
- Melatih daya pikir
- Melatih daya konsentrasi
- Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan terhadap perkembangannya.
- Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
2. Memberikan Pujian dan Penghargaan Secara Terbuka
Jika seorang anak berani mengakui kesalahannya dengan jujur dan bertanggung Jawab, sebagai orang tua kita harus fokus pada keberanian dan tanggung jawabnya. Berfikirlah sejenak bagaimana mengapresiasi meskipun dalam bentuk hukuman.
Kejujurannya merupakan satu kelebihan yang harus kita apresiasi. sebaiknya perhatian orangtua lebih tertuju pada kejujurannya dari pada terhadap kesalahannya, apalagi jika kemudian memojokan dan mempermalukanya dihadapan orang lain.
Berilah dia pujian yang tulus dan wajar secara terbuka. Kalau seandainya harus memberi hukuman sebagai konsekuensi perbuatan salahnya, usahakan agar penghargaan yang diberikan lebih terasa dibandingkan hukuman itu sendiri. Hal ini mengingat pada dasarnya setiap anak lebih menyenangi pujian dari pada hukuman dan mereka cenderung mengulangi prilaku yang membuat mereka dihargai.
Dalam teori keterulangan Prilaku, reward and Punishment merupakan point penting yang menjadi pondasi terbentuknya perilaku individu. Namun, bagi anak usia dini, anda harus lebih memprioritaskan bagaimana memberikan reward agar perilaku kejujuran (baik) nya akan diulang dan menjadi kebiasaan.
Namun perlu diperhatikan, tetaplah proporsional, jangan berlebihan apalagi sampai membelanya ketika dia melakukan kesalahan. Jangan sampai reward yang anda berikan dimaknai sebagai penghargaan atas kesalahan yang dia lakukan.
3. Menyikapi Kesalahan Anak dengan Bijak
Seorang anak cenderung akan berbohong ketika melakukan perbuatan salah, apa bila orangtuanya menyikapi dengan emosional, apalagi disertai dengan tindakan kekerasan, seperti dalam bentuk pukulan. Ia akan berlindung di balik kebohongannya agar selamat dari kemarahan dan hukuman dari orang tuanya.
Oleh karena itu, tidaklah bijak menyikapi kesalahan anak dengan amarah, terlebih lagi kalau kesalahannya itu adalah hal yang sepele. Apapun bentuknya akan lebih baik kalau prilaku salah anak dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana.
Caranya, Beritahukan kesalahannya dengan lemah lembut bahwa yang dilakukanya itu salah kemudian tunjukan apa yang seharusnya diperbuat agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi. Menghukum anak dengan dorongan amarah memang dapat menghilangkan rasa kesal dalam sekejap namun dampaknya bagi perkembangan jiwa anak akan sangat Fatal.
Dr. Malak Jenjis dalam bukunya “Mengapa Anak-Anak Berbohong†Menurut hasil penelitian para ahli psikologi bahwa 70% anak dari berbagai macam tingkah laku anak yang bersifat bohong berpangkal pada kekuatan terhadap hukuman dan tiadanya prasangka baik dari orang-orang dewasa.

4. Memberikan Pemahaman dengan Lembut
Pada usia tertentu yaitu antara empat dan lima tahun berbohong pada anak jamak terjadi. Kebohongan pada usia ini disebabkan daya khayal anak yang cukup tinggi. Mereka belum bisa membedakan antara dunia maya dan alam nyata, apa yang mereka alami dalam mimpi atau didengar dari cerita akan terbawa kedalam dunia nyata. Misalnya seorang anak mengaku telah dipukuli oleh pembantunya, padahal anak itu hanya dipukuli dalam mimpi.
Dengan sendirinya kebohongan ini akan hilang, biarkan anak mengembangkan daya hayalnya namun memberikan arahan dengan penuh kelembuatan dan kesabaran tetap diperlukan. Berikan pengertian bahwa antara khayalan dan kenyataan jauh berbeda. Jangan sekali-kali kita menuduhnya pembual, sebab cap semisal itu dapat memberikan konsep kepada diri si anak bahwa dirinya memang sedang pembohong.
Intinya, sebagai orang tua, kita harus memahami, bahwa terkadang anak melakukan kebohongan itu secara tidak sengaja, terkadang hanya sebagai ungkapan daya khayalnya. Oleh karena itu, memberikan pemahaman dengan lembut menjadi keniscayaan bagi orang tua dalam mendidik anak dan menanamkan sikap jujur sejak dini.
5. Memberikan Perhatian dan Kasih Sayang
Salah satu kewajiban orang tua pada anaknya adalah memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuh hati. anak adalah darah daging orang tua yang memiliki hak Kasih sayang dan perhatian ditujukan untuk membentuk pribadi yang baik pada anak. Meskipun demikian, jangan sampai kasih sayang dan perhatian yang kita berikan menjadikan mereka manja dan memiliki kebiasaan buruk.
Setiap anak mendambakan kasih dan perhatian yang penuh. Mereka akan bahagia bila mendapatkanya dan akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkanya termasuk berbohong. Perlu di ingatkan bahwa kasih sayang dan perhatian tidak identik dengan uang atau mainan.
Anak-anak tidak hanya butuh uang tetapi juga perhatian sebagai tempat berbagi rasa yang dapat mendengarkan dan tempat berlabuh saat mereka kelelahan. Berbohong, walau dengan alasan untuk merebut perhatian, tetap tidak dibenarkan. Jika dibiarkan berkelanjutan, bisa berdampak tidak baik bagi kesehatan akhlaq anak.
Hal ini harus lebih diperhatikan khususnya bagi orang tua yang memiliki anak lebih dari satu. Terkadang mereka akan berbohong untuk “merebut perhatian dan kasih sayang†dari saudaranya. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk memberikan perhatian dan kasih sayang tanpa syarat dan secara merata agar mereka tidak harus berbohong untuk mendapatkannya
6. Menanamkan kejujuran Melalui diskusi
Diskusi bagi anak bisa menjadi sarana untuk sharing (tukar menukar) bersama kedua orangtuanya, baik itu tentang rasa, pengalaman, atau masalah yang dihadapinya. Sementara itu orangtua juga dapat memanfaatkan diskusi dengan media untuk menanamkan budi pekerti yang baik. Dalam suasana yang rilek (santai) kita bisa mengangkat kejadian dan prilaku keseharian sebagai topik perbincangan.
Tentu saja yang ada kaitanya dengan kejujuran kita coba kemukakan beberapa contoh kejadian dan prilaku jujur kemudian si anak diminta menanggapinya. Setelah itu, kita bawa si anak pada kesimpulan bahwa kejujuran walau sebagaimana pahitnya, melahirkan ketenangan hati, menumbuhkan rasa percaya diri, dan membuat orang lain percaya pada kita.
7. Memberi contoh dengan kebiasaan Berkata dan Bersikap Jujur Kepada Anak
Setiap anak dalam pertumbuhan dan proses sosialisasinya akan mencari sosok yang akan menjadi pusat identifikasinya. Orangtua merupakan sosok terdekat dan berpeluang besar menjadi figus dalam proses identifikasi anak, apa yang mereka ucapkan dan lakukan akan diserap dan direkam dalam memori anak untuk kemudian ditirunya.
Berpijak pada kenyataan ini orang tua dituntut untuk senantiasa menjaga nilai-nilai kejujuran dalam seluruh kata dan perbuatan. Biasakan untuk berkata dan bersikap jujur kepada anak kapan dan dimanapun. Jawab pertanyaan-pertanyaan anak dengan jujur, iklas dan wajar. Jika kita perlu dijawab, berikan alasan yang jujur mengapa kita tidak bisa menjawabnya. Tentunya dengan bahasa yang mudah difahami anak.
Kesimpulan
Kepribadian anak terbetuk seiring masa perkembangannya tidak terbentuk secara instant. Anda membutuhkan waktu dan cara untuk menanamkan nilai nilai kebaikan dalam diri anak sejak usia dini. Salah satu nilai kebaikan yang sangat penting adalah nilai kejujuran. Oleh karena itu, tanamkan nilai kejujuran pada anak sejak dini untuk menjadikannya pribadi yang baik kelak ketika dewasa.
Adapun beberapa Cara menanamkan Nilai kejujuran pada anak usia dini dapat anda lakukan sebagimana dijelaskan diatas. Yaitu: Membentuk Kejujuran dengan Kisah, Memberikan Pujian dan Penghargaan Secara Terbuka, Menyikapi Kesalahan Anak dengan Bijak, Memberikan Pemahaman dengan Lembut, Memberikan Perhatian dan Kasih Sayang, Menanamkan kejujuran Melalui diskusi, Memberi contoh dengan kebiasaan Berkata dan Bersikap Jujur Kepada Anak
Itulah beberapa cara yang bisa anda coba terapkan dalam menanamkan nilai kejujuran pada anak usia dini. Selamat mencoba, semoga anak anak kita diberikan kepribadian yang jujur dan bertanggung jawab.
Terimakasih – salam literasi.